Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas umum bagi masyarakat luas guna menanggulangi berbagai macam sakit penyakit apa lagi rumah sakit umum daerah yang merupakan rumah sakit milik pemerintah daerah yang difasilitasi juga melalui dana APBD kabupaten dan kementrian kesehatan. Begitu pulah di RSUD Wamena di kabupaten Jayawijaya.
RSUD Wamena di Jayawijaya merupakan rumah sakit daerah yang juga didanai menggunakan APBD dan OTSUS melalui program kesehatan gratis dan ada juga dari kementrian kesehatan dan lembaga kesehatan lainnya. Dengan demikian dana yang dikelolah oleh RSUD bukan dana yang tidak sedikit namun, secara nyata fasilitas tidak memadai di RSUD Wamena mulai dari penyediaan obat sampai pada fasilitas alat dan bahan serta fasilitas di dalam ruangan pasien. Dengan demikian seharusnya fasilitas mulai dari penyediaan obat, ruangan pasien hingga alat dan bahan lain seharus dapat memadai dan dengan demikian keluhan atas pelayanan kesehatan serta peningkatan angka kematian tidak akan mungkin terjadi dan malahan jaminan kesehatan masyarakat terjamin.
Namun, realita yang terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah di Wamena ini jauh dari yang seharusnya terjadi dimana, fasilitas kesehatan mulai dari penyediaan obat-obatan, penyediaan alat dan bahan hingga fasilitas ruang Pasien tidak memadai dan jauh lebih rusak. Selain itu di tambah lagi dengan proses administrasi yang dibuat sangat berbelit-belit.
Direktur RSUD Wamena, Dr. Felly G. Sahureka menyebutkan, pada 2015, persalinan sebanyak 1.888 orang dan tujuh orang meninggal. Kemudian pada 2016, sebanyak 2.009 orang yang melakukan persalinan dan enam orang ibu hamil diantaranya meninggal dunia. “Sedangkan untuk bayi yang baru dilahirkan dari tahun 2016 lalu, dari total 2.009 jiwa, hanya 293 bayi yang hidup" (Tabloidjubi.com, edisi 26 juni 2017)
Selain itu informasi terbaru yang di publikasi melalui media sosial facebook pada 17 Juni 2018 lalu oleh pemilik akun Ap Mully " Miris, RSUD Wamena sebagai rumah sakit rujukan di Wilayah Pegunungan Tengah, Papua saat ini disebabkan oleh kondisi air bersih yang tidak memadai di ruang pasien bangsal II sehingga, membuat keluarga pasien harus mencuci perabotan makan menggunakan air hujan "
Foto : Saat salah seorang keluarga pasien mencuci perabotan makan menggunakan air hujan (RSUD WAMENA/Ap Mully- FB) |
Berdasarkan kondisi ini sangat-sangat memprihatinkan sekali dimana angka kematian terus meningkat dan fasilitas kesehatan pun tidak diperhatikan. Dengan kondisi ini dapat diduga bahwa, ada kemungkinan praktek korupsi di dalam tumbuh lembaga yang berakibat pada penyediaan fasilitas di rumah sakit. Selain itu ada kemungkinan secara sengaja dan tersistematis dilakukan oleh oknum-oknum yang sebagai petugas kesehatan untuk menghilangkan nyawa manusia Papua.
Dengan kondisi-kondisi yang sangat memprihatinkan seperti demikian, harus dilakukan beberapa upaya agar semua persoalan ini dapat diatasi sesegera mungkin dengan demikian pihak rumah sakit umum daerah (RSUD) Wamena harus melakukan evaluasi secara menyeluruh bersama dengan dewan perwakilan rakyat (DPRD) dan Pemerintah daerah setempat. Jika tidak sesegera mungkin dilakukan maka, praktek-praktek seperti demikian akan terus dilakukan dan kematian orang asli Papua akan terus meningkat diatas negerinya sendiri.
Selain itu juga diharapkan kepada masyarakat Papua khususnya untuk lebih menjaga kesehatan dan menjauhi hal-hal yang beresiko bagi kesehatan sebab secara nyata semakin hari jaminan kesehatan di Papua dan khususnya di Wamena tidak menjamin sakit penyakit akan dipulihkan namun lebih banyak yang keluar dengan tidak bernyawa. Dan apabila ada yang sakit hendaknya melakukan pengobatan-pengobatan tradisional sebagaimana sejak dahulu dilakukan oleh orang-orang tua kita.
0 Komentar